Jakarta - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menonaktifkan tiga perguruan tinggi di bawah Yayasan Aldiana Nusantara. Ketiga kampus tersebut yakni Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suluh Bangsa, dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) diduga melakukan praktik jual beli ijazah.
Padahal menurut pengelola yayasan, banyak pemerintah daerah yang memberikan rekomendasi bagi calon mahasiswa di tiga kampus tersebut. Salah satu pengelola yayasan Habibi Darussalam mengatakan bahwa pihaknya telah menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah di seluruh Indonesia sejak lima tahun yang lalu.
Dalam catatan Habibi ada 100 lebih pemda di seluruh Indonesia yang memberikan rekomendasi kepada calon mahasiswa di Yayasan Aldinia. "Misalnya Pemda kota Sibolga, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur. Di Sulawesi ada 9 kabupaten," kata Habibi kepada detikcom di kompleks Yayasan Aldiana Nusantara, Jl Legoso Raya, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (21/9/2015).
Setelah muncul kabar bahwa tiga kampus di bawah Yayasan Aldiana dinonaktifkan, telepon genggam Habibi pun 'kebanjiran' pesan pendek dan panggilan masuk.
"Dari semalam sudah ada 50-an orang yang menelepon saya dari mahasiswa dan Pemda karena mereka khawatir akan isu ijazah bodong yang ada di televisi. Mereka resah dan bahkan ada beberapa yang langsung menyatakan ingin pindah," kata Habibi.
Sebenarnya setelah Yayasan Aldinia dituding melakukan praktik perkuliahan abal-abal, banyak pemda yang ingin menjadi saksi untuk membantahnya. "Tadinya pemda-pemda itu mau jadi saksi tapi kami tolak sementara kami coba nanganin sendiri dulu," kata Habibi.
(erd/try)
http://news.detik.com/
0 comments:
Post a Comment