Thursday, October 29, 2015
PERAN PEMERINTAH DALAM KONTRIBUSI DAN PEMBENAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
7:56 AM
1 comment
Polemik dunia kampus….
Sebagai mahasiswa dalam upaya memberikan kontribusi
kepada negara serta ikut andil dalam upaya membangun bangsa , maka hal ini
menjadi problema yang rumit bagi setiap mahasiswa dalam mencapai masa depan
yang gemilang .
Kampus merupakan tempat menimba sekaligus mengasah
kamampuan intelektualitas sebagai seorang mahasiswa dalam upaya peningkatan
skill dan softkill masing-masing. Sehingga kontribusi yang diberikan kampus
sangat menunjang terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa.
Ini merupakan upaya yang harus diperhatikan bagi
setiap stacholder dunia pendidikan baik terhadap pemerintah dan kontribusi
praktisi dan akademisi.
Kesemuanya yang ikut mendukung tercapainya
pendidikan yang baik pada semua perangkat negara harus meberikan perhatian dan
kontribusi dalam pembangunan bangsa sebagaimana amanat uud 1945 alinea ke 4
yaitu ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Mahasiswa adalah agen perubahan dalam perkembangan
bangsa serta penyalur aspirasi masyarakat adalah seharusnya menyediakan potensi
kemampuan yang handal dan kompeten di bidangnya masing masing sesuai jurusan
yang diambilnya. Modal dan bakal ini haruslah ditunjang dari akademik itu
sendiri dalam proses pembentukan karakter dalam jiwa mahasiswa itu sendiri.
Sudah seharusnya kita semua peduli terhadap
pendidikan di indonesia ini. Pemerintah diharapakan betul- betul memperbaiki
sistem pendidikan yang berlangsung di indonesia. Karna belum mencapai
keseluruhan ataupun pemerataaan pendidikan di masyarakat bawah maupun menengah.
Kondisi memprihatinkan bagi negara kita, anggaran pendidikan oleh pemerintah
sudah seharusnya menjadi prioritas utama.
Negara kita akan mencapai kemakmuran jika ditunjang
dengan kemampuan sumber data manusia itu sendiri. Sebab kemampuan inilah yang
membawa banyak pembaharuan disegala sektor pembangunan bangsa. Membentuk
manusia yang sehat akal dan pikiran serta jasmaninya bukan hanya melalui
olahraga yang teratur tetapi bekal ilmu pengetahualah yang menjadi hal yang
utama.
Penulis berpesan dalam kesempatan kali ini , bahwa
sangat mengharapakan bantuan dari pemerintah untuk lebih memperhartikan
pendidikan di indonesia ini agar merata dikalangan masyrakat bawah dan menegah.
Melihar realita bangsa yang tertinggal pendidikannya dari negara lain , ini
memberikan gambaran bahwa kita akan kurang bersaing dalam global persaingan.
Semoga suara kami didengar oleh pemerintah agar
ditindak lanjuti kedepannya. Suara kami adalah suara seluruh masyarakat
indonesia yang mengharapakan kemajuan pendidikan .
Para perwakilan rakyat sudah seharusnya menyuarakan
harapan kami agar terwujudnya masyarakat indonesia yang cerdas dan tidak buta
lagi dalam dunia pendidikan.
Adalah suatu kemestian bagi kita untuk memhadapi
persoalan problematika bangsa , dan ikut ambil peran dalam mencerdaskan bangsa…,,,
smoga tulisan kami bermanfaat bagi anda semua dan merupakan masukan bagi
pemerintah dalam acuan pengambilan keputusan…
Saturday, September 26, 2015
Wisuda Sesuai Prosedur, YAN Pertanyakan Pengawasan Kemendikti
Yayasan Aldiana Nusantara (YAN) melalui kuasa hukumnya Abu Bakar mengaku sudah menjalani prosedur sebelum melakukan acara wisuda. Ia justru menyalahkan fungsi pengawasan dan pembinaan Kopertis dibawah Kemedikti.
Abu Bakar Kuasa hukum Yayasan Aldiana Nusantara, menjelaskan bahwa wisuda adalah dilaksanakan untuk mahasiswa-mahasiswa terdahulu yang sudah melaksanakan pendidikan beberapa tahun lalu, yaitu 8 semester, dan kedepannya akan dilakukan pembinaan-pembinaan secara optimal.
Zulfikar mahasiswa beasiswa dari Ternate, menyampaikan dalam wawancara " Dari pertama masuk tahun 2013 menyesali ada pihak tertentu yang mengatakan kampus saya ilegal " dan kampus kami Abal-abal " mohon maaf kami semua dari Indonesia Timur melakukan aktifitas perkuliahan"
M. Nasir, Menristek & Dkti menambahkan perguruan tinggi yang hanya boleh mengadakan pembelajaran jarak jauh sampai saat ini baru " Universitas Terbuka" saja.
Dituding Kampus Abal-abal, YAN Keluarkan Akreditasi BAN PT
MerahPutih Megapolitan - Yayasan Aldiana Nusantara (YAN) menyangkal tudingan bahwa kampus yang didirikan yayasan sebagai kampus abal-abal alias kampus palsu.
Ketua Yayasan Aldiana Nusantara Alimuddin menegaskan, tudingan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) yang menyebut beberapa kampus di bawah YAN adalah kampus ilegal adalah tudingan tanpa berdasarkan data.
"Kita punya sejumlah bukti untuk membantahnya. Ini ada Akreditasi BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi), surat rekomendasi pemda, dan dokumen surat pernyataan lainnya,"
kata Alimuddin kepada sejumlah awak media saat dijumpai awak media di kantornya, Jalan Legoso Raya, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Senin (21/9).
Alimuddin mengatakan, perguruan tinggi yang sudah berdiri sejak tahun 2000 ini telah menempuh seluruh prosedur yang dikeluarkan pemerintah.
"Setahun sekali kita juga memperpanjang akreditasi kampus," kata Alimuddin.
Alimuddin melanjutkan, tudingan Kemenristek Dikti yang mengatakan sejumlah perguruan tinggi YAN palsu adalah tudingan tidak berlandas dan tidak mendidik. Kemenristek Dikti seharusnya memperlakukan kampus-kampus YAN sebagai lembaga pendidikan.
"Ya, kalau ada prosedur yang mungkin belum terselesaikan, panggil kami. Ini kan lembaga pendidikan, bukan begitu caranya (dengan menggerebek)," pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun merahputih.com, Kemendikti menggerebek sejumlah kampus di bawah naungan YAN saat menggelar acara wisuda di Gedung Universitas Terbuka (UT), Sabtu (19/9).
Kemenristek Dikti menuding, sejumlah kampus yang melakukan wisuda gabungan itu tidak terdaftar tapi nekat mengeluarkan wisudawan. Artinya, ijazah yang dikeluarkan tidak diakui.
Sejumlah kampus yang digerebek Kemenristek Dikti lantaran tidak terdaftar yaitu STT Telematika Cakrawala, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ganesha dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Suluh Bangsa. (fdi)
Ada 100 Pemda Beri Rekomendasi Calon Mahasiswa Yayasan Aldiana
Jakarta - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menonaktifkan tiga perguruan tinggi di bawah Yayasan Aldiana Nusantara. Ketiga kampus tersebut yakni Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suluh Bangsa, dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) diduga melakukan praktik jual beli ijazah.
Padahal menurut pengelola yayasan, banyak pemerintah daerah yang memberikan rekomendasi bagi calon mahasiswa di tiga kampus tersebut. Salah satu pengelola yayasan Habibi Darussalam mengatakan bahwa pihaknya telah menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah di seluruh Indonesia sejak lima tahun yang lalu.
Dalam catatan Habibi ada 100 lebih pemda di seluruh Indonesia yang memberikan rekomendasi kepada calon mahasiswa di Yayasan Aldinia. "Misalnya Pemda kota Sibolga, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur. Di Sulawesi ada 9 kabupaten," kata Habibi kepada detikcom di kompleks Yayasan Aldiana Nusantara, Jl Legoso Raya, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (21/9/2015).
Setelah muncul kabar bahwa tiga kampus di bawah Yayasan Aldiana dinonaktifkan, telepon genggam Habibi pun 'kebanjiran' pesan pendek dan panggilan masuk.
"Dari semalam sudah ada 50-an orang yang menelepon saya dari mahasiswa dan Pemda karena mereka khawatir akan isu ijazah bodong yang ada di televisi. Mereka resah dan bahkan ada beberapa yang langsung menyatakan ingin pindah," kata Habibi.
Sebenarnya setelah Yayasan Aldinia dituding melakukan praktik perkuliahan abal-abal, banyak pemda yang ingin menjadi saksi untuk membantahnya. "Tadinya pemda-pemda itu mau jadi saksi tapi kami tolak sementara kami coba nanganin sendiri dulu," kata Habibi.
(erd/try)
http://news.detik.com/
Mahasiswa Yayasan Aldiana Nusantara Tidak Terima dan Cemas disebut Kampusnya Abal - Abal
Pemilik Yayasan Aldiana Nusantara Ali Mudin Al Mutala membantah pihaknya menggelar perkuliahan abal-abal di tiga kampus yakni; Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suluh Bangsa, dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT).
Menurut Ali tiga perguruan tinggi di bawah Yayasan Aldiana Nusantara itu sudah mendapatkan sertifikasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Misalnya, kata dia, SKIP Suluh Bangsa tercatat memiliki akreditasi C.
"Ini kan sudah ada sertifikasi BAN PT, untuk kampus Suluh Bangsa akreditasinya C ya walaupun C yang penting sudah terakreditasi toh bukannya tidak punya izin," kata Ali saat ditemui detikcom di kompleks Yayasan Aldiana jalan Legoso Raya No. 30 RT 007 RW 08 Cirendeu, Ciputat, Tangerang Banten Senin (21/9/2015).
Menurut dia mahasiswa yang kuliah di kampus milik Yayasan Aldiana direkrut dari Aceh sampai Papua. Mereka diseleksi dari tiga jalur yakni; umum, organisasi dan pemerintah daerah.
Mahasiswa yang utusan pemerintah daerah diseleksi di kampus Yayasan Aldiana. Salah satu materi seleksi adalah kemampuan berbahasa Inggris. "Mereka (utusan Pemda) mendapat beasiswa full dari Pemda," kata Ali.
Kuliah umum pencegahan dan penanggulangan Narkoba di STIE Ganesha
CIPUTAT- Badan Narkotika Nasional (BNN). Telah hadir dan melakukan kuliah umum di Yayasan Aldiana Nusantara(YAN) kepada mahasiswa baru (MABA) STIE Ganesha , rabu/16/09/2015,
BNN yang dihadiri langsung oleh Kombes.Pol. Dr. Victor Pudjiadi, SPB,FICS,DFM, Ketua team penangulangan narkoba nasional, langsung angkat bicara ketika ditanya langsung oleh reporter mahasiswa nusantara, bahwasanya langkah yang diambil saat ini masih sama seperti tahun kemarin hanya dalam upaya melakukan soisalisasi diberbagai kampus dan sekolah-sekolah,
Dikarenakan untuk pembiyaan itu BNN sendiri tidak memfasilatasi,oleh karena itu beliau sangat bangga dengan kampus YAN karena mampu menghadirkan beliau dengan tanggungan sendiri,ujar Victor.
BNN yng turut langsung dikampus YAN ini berharap agar mahasiswa YAN terhindar bahaya narkoba karena demi masa depan bangsa dan negara. (Leurima Poenk)
Monday, August 17, 2015
Kampus STKIP Suluh Bangsa tidak termasuk yang di bekukan tapi hanya di bina.
Citranews TV, Menanggapi pemberitaan di media Pengurus Yayasan Aldiana Nusantara Drs H Alimudin Al-Murtala, MM membantah (9/6/2015) Kampus STKIP Suluh Bangsa tidak termasuk yang di bekukan tapi hanya di bina.